Pak Harto (mantan Presiden yang sudah
almarhum) semasa hidup konon pernah memelihara atau beternak parkit
untuk menambah penghasilan keluarga. Waktu itu Soeharto masih tinggal di
Solo dan menjadi seorang komandan. Binatang hasil ternakannya, lalu ia
jual. Agar usahanya berhasil, lelaki itu tak segan-segan melakukan
inovasi. Misalnya, soal pakan ternak ia memberikan alternatif lain, ngirit biaya pengeluaran.
“Karena jawawut (pakan
utama parkit) mahal, makannya saya ganti beras merah. Hasilnya cukup
bagus, ” ungkapnya sambil tersenyum, mengenang masa lalu. Nah berapa
keuntungannya? Untuk soal itu, Soeharto tidak ikut campur. Masalah itu,
sebagaimana dikutip agroburung. com dari http://bechipersda. blogspot. com, ditangani sang istri, Ibu Tien.
Apakah beternak parkit
memang menguntungkan? Bagaimana manajemen ternaknya? Berikut ini serba
sedikit mengenai beternak parkit yang dikutip agroburung. com dari http://www. dobisnis. com, yang menulis begini.
Shaw, seorang penulis buku Zoologi of New Holland
memberi nama burung mungil ini dengan sebutan Melopsittacus undulates.
Melopsittacus berasal dari bahasa yunani, melos yang artinya nyanyian
dan psittacua yang merupakan sebutan bagi kerabat burung betet.
Sedangkan undulus dari bahasa latin yang berarti bercorak. Corak
bergelombang inilah yang mungkin berkaitan dengan warna bulu burung
parkit yang bermacam-macam.
Pada tahun 1831 salah
satu museum di London, Linne Society memamerkan pajangan burung parkit
yang mati, tetapi tampak seperti masih hidup di dalam salah satu
ruangannya. Inilah yang akhirnya mengundang berbagai kalangan, terutama
para ahli di bidang perburungan. Di antaranya adalah John Gould. Berawal
dari sinilah sejarah parkit dibawa ke negeri Inggris.
Sukses di Belgia
Pada tahun 1850
perkembangan burung berparuh bengkok ini mulai sukses dibiakkan dikebun
binatang Antwerpens, Belgia. Karena kecantikan warna bulu burung ini
beberapa negara eropa lainnya mulai ikutan mengimpor burung ini dalam
jumlah yang besar. Akhirnya burung parkit sudah mulai dikembangbiakkan
di mana-mana.
Warna kuning pada bulu
burung parkit dihasilkan di Belgia pada tahun 1872 dan di Jerman pada
tahun 1875 dengan warna yang sama. Berikutnya warna biru yang muncul
pada tahun 1878. Dan tahun 1917 warna putih menyusul hingga tahun 1940
puncak keragaman warna bulu burung parkit ini.
Penyebaran yang luas
menyebabkan burung ini mendapat banyak sebutan. Orang Belanda
menyebutnya Undulated grass parkeet. Kalau orang Perancis memanggil
dengan sebutan Perche Ondule. Sedangkan bangsa Jerman menggunakan nama
Wellensittich.
Mudah beradaptasi
Parkit menyukai hidup
berkoloni dan sangat mudah menyesuaikan di dalam kandang penangkaran.
Biasa di alam bebas parkit berkembang biak pada bulan Oktober –
Desember. Bila musim kawin sang jantan biasanya menyanyi dengan nada
rayuan untuk memikat betinanya. Hingga pada saat saling ada kecocokan
maka perkawinan akan segera berlangsung.
Berat telur parkit
berkisar 2,5 gram/butir dengan jumlah telur rata-rata 6 butir/pasangan
parkit. Burung inipun dikenal sangat setia dengan pasangannya. Bila si
betina sedang aktif bertelur maka si jantan akan menunggu di luar sambil
bersiul menghibur sekaligus akan mengusir apabila ada pengganggu
mendekati sarangnya.
Anak burung parkit yang
baru keluar dari cangkang telurnya berbobot rata-rata 2,35 gram dengan
kondisi mata masih terpejam. Setelah umur sembilan hari barulah matanya
terbuka.
Setelah umur 30 hari
barulah anak burung parkit mulai siap meninggalkan sarangnya untuk
belajar terbang. Namun meski sudah mulai terbang, sang induk biasanya
masih menyuapinya hingga umur 40 hari. Setelah umur tersebut biasanya
persiapan untuk perkawinan untuk generasi yang baru akan dilakukan.
Anak parkit mulai
matang kelaminnya untuk melakukan perkawinan setelah berumur 90 hari. Si
jantan yang cukup umur akan segera memikat betinanya dengan siulan
mautnya untuk menjadi pasangan yang akan mengembangbiakan keturunannya.
Mudah ditangkar
Perawatan burung jenis
ini relatif mudah. Kandang yang diperlukan tidak begitu besar meskipun
untuk pengembangbiakan sekalipun. Ukuran 40 x 40 x 60 cm sudah cukup
untuk memulai penangkaran. Sedangkan untuk pajangan keindahan ukuran
sangkar umum sudah memadai.
Tetapi karena sifatnya
yang suka berkoloni dan keragaman warna yang bervariasi ini maka tak
salah kalau kita menyiapkan ukuran kandang yang agak besar. Di samping
kita bisa tempatkan beberapa pasang. Keindahan warni-warni parkit yang
satu dengan yang lain akan sangat jelas.