Warga Batam sempat
dilanda demam Speedline beberapa bulan terakhir. Ribuan warga
berbondong-bondong menjadi member bisnis investasi dunia maya itu. Namun
belakangan member Speedline dibikin pusing karena lamannya susah diakses.
Sambil terus menghisap rokoknya, Nico
berkali-kali mencoba mengakses akun pribadinya di situs Speedline-inc.com
saat berada di sebuah cafe, Jumat (14/10). Namun berkali-kali pula dia
gagal.
Wajah Nico terlihat makin cemas. Sudah dua pekan
terakhir, situs Speedline memang sedang bermasalah. Para
investor (member), khususnya di Batam, tidak bisa memantau dengan baik
perkembangan bisnis online mereka.
“Paling sebentar lagi normal kok,” ujar Nico,
menghibur diri.
Sebagai member baru, Nico mengaku was-was karena
dirinya belum balik modal. Kecemasan Nico makin memuncak seiring
munculnya spekulasi, masalah di situs Speedline ini merupakan pertanda
Speedline akan tutup.
Nico bergabung dengan Speedline sejak Juli 2011.
Total investasi yang telah ia setor ke Speedline sebesar Rp23.250.000.
Dengan nilai investasi itu, Nico memegang 2 pin Diamond, 1 pin Platinum
dan 3 pin Gold. Sesuai dengan yang dijanjikan pihak Speedline, modal
member akan menjadi dua kali lipat dalam 100 hari kerja.
“Kira-kira akhir Desember saya akan balik modal.
Mudah-mudahan belum tutup,” ujar Nico penuh harap.
Ramdani tidak kalah ketar-ketir. Pria yang
sehari-hari menekuni usaha kuliner ini mengaku sangat cemas kalau
Speedline akhirnya tutup. Sebab investasi yang telah ia setor cukup
fantastis, yakni Rp125 juta. Sedangkan dirinya baru menerima komisi sekitar 40
persennya saja.
“Saya bingung sekarang, Saya tidak tahu harus
mengadu kemana,” ujar bapak dua anak ini.
Nasib Anang lebih mujur. Meskipun dirinya telah
berinvestasi di Speedline sekitar Rp300 juta, namun kini dirinya sudah
berhasil menikmati hasilnya. Bukan hanya balik modal, Anang bahkan telah
menikmati profit sekitar 60 persen dari total investasi.
Meski begitu, Anang tetap merasa dirugikan jika
akhirnya Speedline tutup. Sebab modal awal investasi jelas tidak bisa
diambil. Selain itu, Anang juga masih memiliki harapan bisa meraup
pundi-pundi kekayaan yang lebih besar lagi dari bisnis online yang bermarkas
di Inggris itu.
“Saya tetap khawatir kalau Speedline tutup.
Karena seharusnya saya masih bisa menikmati keuntungan yang lebih banyak
lagi,” katanya.
Sementara itu, Head of Capital Market Information
Centre PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Batam, Marco Poetra Kawet,
mengatakan bisnis investasi online sejenis Speedline ini, sangat tidak
dianjurkan. Alasannya jelas, yakni faktor keamanan.
Bisnis investasi online, kata Marco, jelas tidak memiliki badan hukum. Sehingga jika sewaktu-waktu terjadi konfrontasi keuangan, nasabah tidak bisa menggugat melalui jalur hukum. Apalagi, rata-rata pemegang domain bisnis online ini berdomisili di luar negeri.
Bisnis investasi online, kata Marco, jelas tidak memiliki badan hukum. Sehingga jika sewaktu-waktu terjadi konfrontasi keuangan, nasabah tidak bisa menggugat melalui jalur hukum. Apalagi, rata-rata pemegang domain bisnis online ini berdomisili di luar negeri.
“Seperti Speedline ini. Pusatnya di Inggris,
kalau ada masalah kan
repot. Nggak mungkin kan
nasabah ke Inggris. Jadi Speedline ini sangat tidak aman,” kata Marco, kemarin.
Menurut Marco, Speedline merupakan bisnis yang
bermain foreign exchange (nilai tukar mata uang) dan emas. Untuk menjalankan
bisnis tersebut, mereka mengumpulkan dana dari masyarakat di sejumlah
negara. Seperti Malaysia , Singapura , Thailand ,
Filipina, dan Indonesia .
Komisi yang selama ini diberikan kepada member berasal dari uang member
baru, bukan dari profit bisnis forex dan emas Speedline itu.
Untuk itu, Marco mengimbau supaya masyarakat
tidak mudah terpengaruh dengan iming- iming komisi bisnis tersebut. Sebab
bisnis ini sama sekali tidak aman.
“Untuk apa berinvestasi kalau tidak dapat untung
tapi malah buntung,” katanya.
Secara umum Speedline menawarkan beberapa paket
investasi yang cukup menggiurkan. Misalnya paket Gold senilai Rp1,5 juta.
Dengan paket ini investor akan menerima profit harian sebesar 2 persen.
Profit ini akan terus diberikan setiap hari hingga 100 hari kerja. Jadi
di akhir kontrak, uang investor bisa berlipat menjadi 200 persen atau sebesar
Rp3 juta.
Paket lainnya antara lain paket Platinum senilai
Rp3.750.000 dan paket Diamond senilai Rp7,5 juta dengan profit 2.5 persen
dan 3 persen per hari. Kontrak hanya 100 hari, bisa diambil sewaktu-waktu
selama bonus harian sudah masuk (dibutuhkan waktu 7 hari setelah aktivasi
paket investasi), dan profit ini diklaim jauh lebih besar daripada bunga
deposito.
Selain itu, bisnis ini juga menawarkan bonus dari
jaringan. Sistemnya mirip dengan bisnis multi level marketing (MLM)
konvensional yang selama ini sudah dikenal di Indonesia .
Catut Pejabat
Dikabarkan akan segera bangkrut, bisnis investasi
online, Speedline, justru semakin agresif menggaet nasabah baru. Tak jarang
para member mencatut nama sejumlah pejabat untuk meyakinkan calon nasabah baru.
Salah satu nama pejabat yang sering dicatut
adalah Rudi, Wakil Wali Kota Batam. Nama Rudi sering ‘dijual’ dalam beberapa
acara presentasi Speedline. Disebutkan, Rudi telah lama menjadi nasabah
Speedline dengan nilai investasi mencapai Rp1 miliar.
Namun Rudi membantah. Kepada wartawan koran ini
Rudi mengaku tidak pernah kenal dengan bisnis investasi online tersebut. “Saya
tegaskan, itu tidak benar. Bahkan saya tidak tahu, benda apa Speedline itu,”
kata Rudi gusar, Jumat (14/10).
Rudi malah mengimbau supaya masyarakat berfikir
ulang jika ditawari bergabung dengan bisnis investasi online, khususnya
Speedline. Sebab, kata Rudi, bisnis online tersebut terlalu berisiko bagi
nasabahnya. “Kalau mau bisnis yang riil saja,” kata Rudi.
Rudi juga meminta para pelaku bisnis online ini
tidak mencatut nama tokoh atau pejabat untuk menarik nasabah baru.
Dikhawatirkan ini akan menjadi jebakan bagi masyarakat, khususnya kalangan
awam. (suparman)
Sumber : http://www.batampos.co.id/index.php/2011/10/15/situs-ngadat-member-cemas-tak-balik-modal/
0 Response to "Situs Ngadat, Member Speedline Cemas Tak Balik Modal"
Post a Comment